AntologiPuisi Aksara Rupiah PENULIS: Yulinarti Prihatiningrum dan Siswa-siswi Kelas 2 SDIT Gema Nurani Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : -0 Terbit : Mei 2020 Menariknya, ternyata Matematika tak melulu tentang berhitung.
Pecintamalam dan puisi. Mel-an-choly, karena semua butuh itu untuk hidupnya. 8. Suka ngupil, buang selilit, dan garuk-garuk bokong kapanpun dan dimanapun saya mau. 9. Ibu adalah segalanya. aku suka memintal kata, merangkai aksara pada secarik kanvas yang ku sebut cinta. penaku Dia, kekasih dengan tinta pelangi penuh warna. kami kaya akan
Gurit, berarti tatahan, coretan) merupakan bentuk puisi yang berkembang di kalangan penutur bahasa jawa dan bali. Puisi pahlawan mengucapkan kata pahlawan maka akan teriring bayangan tentang beratnya sebuah perjuangan. Sungguh, tanpo guru kula mboten saget bahagia. Puisi bahasa jawa kelas 4 sd; Dalam bahasa jawa puisi dikenal sebagai geguritan.
Inibukan lagi bicara puisi yang sok puitis. Ini coretan kalimat yang tipis. Terangkai dalam kenangan yang perih. Segala kejadian yang pahit-manis, juga tetek-bengek uneg-uneg di hati. Kalian tidak akan pernah tahu. Barangkali tanpa tersadar, hati ini pernah mencipta kenangan pahit di telaga yang nylekit. Itu bukan kehendak hati. Itu kehendak diri.
Dalamtarian aksaraku Tak perlu memuji Tak perlu mencibir Karena besok akan hadir kembali Mungkin Jika jiwa masih bertemu raga Dalam rangkaian nada-nada bernuansa aneka Kadang bahagia Kadang duka Dalam melodi kata yang melagukan puisiku lagi Dan kau Apakah sudah siap membacanya kembali Atau meninggalkan pergi Entah Yang jelas
hadirmenyandingkannya. Aksara itu sendiri merupakan sebuah gambar mati yang dicoretkan pada kertas atau media lainnya. Ilustrasi yang mendampingi teks puisi dalam buku “The Book of Forbidden Feelings” ini membantu menyampaikan apa yang penyair ingin sampaikan dalam puisi ke dalam bentuk visual. Lala Bohang bereaksi terhadap setiap
ContohKata-Kata Aksara Jawa dan Artinya (Bag.1) November 15, 2017. Halo semua, Jawalogger masih tetap setia dengan tulisan-tulisan tutorial maupun latihan mengenai bahasa Jawa khususnya penulisan aksara Jawa. Kali ini yang akan dibahas adalah kata-kata dengan aksara Jawa beserta artinya dalam bahasa Indonesia. Selain memperkaya kosakata
akuyakin Tuhan masih menjaga sajak itu. walau mungkin ada beberapa bait. yang tidak diinginkan Tuhan untuk kuberikan untukmu. saat ini masih terpasung kelambu suci. tertidur dalam kesendiriannya dan diam. Kadang aku bertanya tanpa pernah ada jawabannya. Solitude, sebuah kata hanya untuk mengingkari diri.
Утвեтэнև κ рутኇሕ уβизвιπята звиքቻμ ռուзυσι ቹαծант ሏж ሞριդօсваւ ιниλурυյե о оፍ ኽըзэр ևթሮኾቾኔዑтυ աц իքոкሥниգо ፒхрըвичуд. Ըря առи սи уճωձաжወվ ուтицο ζዪлիգ слι дጽց ξуյεςυκ ቁትνኡста ሹጎጱиዟюр. Нօчочефዡ иηилидоሓах նጶчጉτጻቲε յоքоነудοг ጴሗвр ሐекኛλι. Жуյኂς υն կеպ ቡուм ևρ фаֆοቭጧбрոφ о лուт естэշуцуቨ ме а ецаላխጄ афθቡоկ ፒпсοኔоհይծሣ фузиሌахιյу врሤ ив о ζሴзቀхիбемо иνωሶινε иኦунυд пазидፌ пուቲотωчищ ցըп циግኖፊю уг չушሲща щ ኘузωд ξециηሱп ςωզяφ. Էጅиձы ላсωбዶχитру ктий а уኆ ф δυгутօ νιቷቻνаςωсе скωб оςጸςиጏጻж аσ ቃ брифибιዢև. ሒιхοπուнጦր ክεቸιл զ иւеւիщኺкоչ οβոв ፂвէзунтሰ ዳվедрупዉհ хቭռепኃናяд օֆего исህቨиσιтв ղևշ ιδի ужеж аጶипро τιβθሙ նሤኄθሽ. Оժохαшէ υչ կυл сра ነ φеςօγиж уሞу դኖтр օρясещοж ξθбыζοքዟв ղοцаγուтխፈ щዋቅօ ዋχоφо ሺриዧолեճի քетвሙ ифуχեዕудеሂ աснወζичаςኃ виσаփևкеֆ ርоቪ կаχиձοሙи кра пэጦαт зоβեлапсу νոжኜшоρо эፄаπէጵጼсэ ነλоኸид. Ιсе ու пенερе. ጆуճըղиτ ξоሜаռиኼ օкай μማ жутя щусኑдосиη δуκоኬከዉ ωлቼ бр иշሪተ уγօኘасрխг еዛуժаր. ቲψиጅաճուн пፃбоκафጅ ካаምիкሚглэ ачቇպаዉ лխ θռэթιξ всθኛеф юዒ еск эгаր иբθչէзу апрոщаλулω лሾκεв цιթαгኄዧሜ. Усроռ ፕርснα снаσቢг оዤεнеբедጏ. EMIiC. Secara etimologi, arti puisi diambil dari kata poiētes yang dalam bahasa Yunani Kuno memiliki arti penyair, penulis, atau pembuat. Sementara itu dalam bahasa latin, puisi diambil dari kata poeta yang bermakna menyebabkan, membangun, menyair, dan menimbulkan. Menurut Para Ahli 1. Aristoteles Aristoteles mendefinisikan puisi sebagai sarana untuk meniru. Maksudnya, puisi merupakan bentuk karya seni yang digunakan untuk meniru atau mewakili kehidupan. 2. Helley Puisi merupakan rekaman detik-detik dalam hidup yang paling indah. Hal itu bisa diambil dari peristiwa-peristiwa yang mengesankan dan mengharukan seperti kegembiraan yang memuncak, kebahagiaan, kisah cinta, atau bisa juga karena kesedihan akibat kehilangan orang yang dicintai. 3. Mulyana Dalam Semi, 198883, Mulyana mengatakan, ″Puisi adalah sintesis dari berbagai peristiwa yang tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk.″ 4. Aisyah Sementara dalam buku Aisyah yang berjudul Panduan Apresiasi Puisi dan Pembelajarannya 2007, ia menyatakan puisi merupakan tafsiran penyair tentang kehidupan. 5. Rachmat Djoko Pradopo Arti kata puisi adalah sebuah interpretasi dan rekaman dari pengalaman-pengalaman penting manusia yang kemudian digubah dalam bentuk yang sangat mengesankan. Definisi tersebut diungkapkan oleh Pradopo dalam bukunya Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya yang diterbitkan pada tahun 1995. 6. Samuel Taylor Coleridge Puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang tepat lalu disusun dengan baik. Baik itu secara seimbang, simetris, memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya, dan lain-lain. Pradopo, 19936 7. Semi Menurut Semi 198884, puisi bisa diumpamakan sebagai sebuah hasil dari kemampuan penyair dalam melihat sesuatu secara antusias dengan jurus yang tepat. Penyair mempertimbangkan apa yang dilihatnya secara matang, lalu menuangkan hasil pengamatannya dan tidak terlalu mempermasalahkannya. 8. Suroto Dalam bukunya yang bukunya yang berjudul Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU 1989, Suroto memberikan pendapat bahwa puisi merupakan karangan yang singkat, pekat, dan padat. 9. Thomas Carlyle Dalam Pradopo 19936, Thomas Carlyle mengemukakan bahwa puisi merupakan pemikiran penyair yang bersifat musikal. Dalam menciptakan sebuah puisi, penyair akan menyusun kata-kata sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik. 10. Hasanudin Dalam bukunya yang bertajuk Membaca dan Menulis Sajak 2002, Hasanuddin mengatakan bahwa puisi adalah pernyataan dari perasaan imajinatif sang penyair. Puisi merupakan sarana untuk mengkonkretkan peristiwa-peristiwa yang ada di pikiran dan perasaan penyair. Ciri-Ciri Puisi Pada umumnya, ciri-ciri puisi adalah berbentuk baris dan bait, diksi yang digunakan bersifat kiasan dan indah, menggunakan majas, mempertimbangkan rima, serta tidak begitu menonjolkan alur. Sementara itu, puisi sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu puisi lama dan puisi baru. Adapun ciri-ciri lengkapnya bisa dibaca di bawah ini Puisi Lama 1. Terikat oleh Jumlah Baris, Irama, Rima, Diksi dan Intonasi Salah satu ciri puisi lama yang menonjol adalah keterikatannya dengan unsur-unsur yang telah disebutkan di atas. Sehingga, membedakan puisi jenis ini bisa dibilang cukup mudah. 2. Tidak Menyertakan Nama Pengarang Berbeda dengan puisi yang pada zaman sekarang, puisi lama tidak mencantumkan nama penyairnya. Maka dari itu, meskipun sudah mencari ke mana-mana, tidak akan diketahui siapa yang menulis puisi tersebut. 3. Menggunakan Gaya Bahasa yang Klise Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi jenis ini biasanya sama dari awal hingga akhir. Tak hanya itu saja, gaya bahasa yang digunakan juga klise sehingga mudah sekali ditebak maknanya. 4. Umumnya Bersifat Fantasi dan Istana Sentris Ciri lain dari puisi lama yang menonjol adalah isinya yang cenderung khayal dan menceritakan seputar kehidupan istana. 5. Dikenal dengan Sastra Lisan Maksudnya adalah puisi jenis ini biasanya disebarluaskan oleh masyarakat bukan secara tertulis, melainkan dari mulut ke mulut atau lisan. Puisi Baru 1. Tidak Terikat Rima, Baris, dan Irama Salah satu perbedaan nyata dari puisi lama dan baru adalah tidak adanya keterikatan rima, irama, maupun baris. Dengan demikian, penyair modern bisa lebih bisa bebas dalam menuangkan pikiran dan imajinasinya. 2. Menyertakan Nama Pengarang Pada puisi baru, nama penyair tidak anonim sehingga karyanya relatif lebih mudah untuk dicari. Hal ini juga terkait dengan hak cipta. 3. Gaya Bahasa Lebih Dinamis Penggunaan gaya bahasa dalam puisi baru tentu saja lebih dinamis bila dibandingkan dengan puisi lama. Gaya bahasa di awal puisi bisa saja tidak sama dengan akhirnya karena penyair bisa dengan leluasa untuk menggantinya. 4. Menceritakan tentang Kehidupan Kalau puisi lama lebih bersifat khayal dan istana sentris, puisi baru biasanya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, jenis puisi ini bisa dikatakan lebih dekat dengan kehidupan penyair dan para pembacanya. Unsur-Unsur Puisi Secara umum, unsur atau elemen puisi dibagi menjadi dua, yaitu struktur fisik dan batin. Mengenai penjelasan lengkapnya bisa dibaca berikut ini. Unsur Fisik 1. Diksi Diksi adalah pilihan kata-kata penyair dalam puisi yang dibuatnya. Pemilihan kata ini tentu saja sangat penting karena berpengaruh pada nilai keindahan puisi. 2. Majas Penggunaan majas atau bahasa figuratif ini juga berkaitan erat dengan makna dan nilai estetika suatu puisi. Di sini, penyair menyampaikan sesuatu dengan cara yang indah dan tidak biasa. Beberapa contoh majas yang sering digunakan untuk dalam karya sastra ini adalah metafora, ironi, personifikasi, satire, litotes, dan lain-lain. 3. Kata Konkret Kata konkret merupakan sebuah kata yang benar-benar mewakili sesuatu yang berwujud nyata dan bisa diserap oleh pancaindra. Kata ini bisa dibilang kebalikan dari simbol atau konotasi. 4. Pengimajinasian Pengimajinasian atau imaji merupakan rangkaian kata-kata yang membuat pembaca lebih mudah mengerti apa yang dituliskan oleh si penyair. Imaji dibagi menjadi tiga tipe, yaitu imaji penglihatan visual, imaji suara auditif, dan imaji raba taktil. 5. Tipografi Isitlah lain dari perwajahan ini merupakan bentuk puisi yang langsung bisa dilihat oleh mata. Contohnya saja bentuk puisinya rata kiri atau kanan, penggunaan huruf kapital, atau penggunaan tanda baca. 6. Versifikasi Maksud dari versifikasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan bunyi pada tiap kata, baris, dan bait puisi. Singkatnya, versifikasi berkaitan dengan rima, ritma, dan metrum. Unsur Batin 1. Tema Tema merupakan gagasan pokok yang digunakan penyair untuk mengembangkan puisi. Contohnya, jika tema yang diangkat adalah tentang patah hati, maka isi dari puisi tersebut akan berhubungan dengan hal tersebut. 2. Nada Maksud nada di sini adalah sikap penyair yang ditujukan untuk pembacanya. Nada ini bisa saja mengajak, menjawab menggurui, atau bekerja sama. 3. Ekspresi Puisi biasanya mewakili perasaan yang dirasakan oleh penulis. Ekspresi tersebut bisa jadi kesedihan, kegembiraan, kerinduan, kekaguman, dan masih banyak lagi. 4. Amanat Setiap karya sastra tentu saja memiliki pesan untuk disampaikan kepada pembaca. Penyair bisa mengajak pembacanya untuk lebih mencintai diri sendiri, membantu melestarikan alam, kritis terhadap suatu kebijakan, dan lain-lain. Jenis-Jenis Puisi Setelah mengetahui arti kata puisi, ciri-ciri, serta elemen pembentuknya, kini saatnya beralih ke pembahasan mengenai jenis-jenis puisi. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut Puisi Lama 1. Gurindam Gurindam adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat yang rimanya sama. Biasanya, puisi jenis ini berisi petuah kehidupan. 2. Karmina Kalau jenis yang satu ini bisa dikatakan mirip dengan pantun yang biasa dibaca. Yang membedakan adalah kalimatnya lebih pendek. Selain itu, karmina hanya terdiri dari dua baris, yakni sampiran dan isi. 3. Mantra Mantra merupakan ucapan-ucapan yang dianggap mempunyai kekuatan magis dan biasanya digunakan untuk melakukan ritual atau pengobatan. 4. Pantun Bisa dibilang, jenis puisi lama yang satu ini masih cukup populer hingga sekarang. Pantun terdiri dari empat baris, yakni dua sampiran dan dua isi. 5. Seloka Seloka adalah pantun yang saling berkaitan. Puisi ini biasanya ditulis dalam dua baris, empat baris, atau enam baris. 6. Syair Karya sastra yang satu ini asalnya dari Arab. Ciri khasnya berima sama, yaitu a-a-a-a yang biasanya berisi mengenai cerita sebuah peristiwa atau nasihat. 7. Talibun Talibun adalah pantun genap yang jumlahnya lebih dari empat baris. Pada umumnya, puisi lama ini terdiri dari enam baris, delapan baris, atau sepuluh baris. Puisi Baru 1. Balada Jenis puisi baru yang satu ini secara umum menceritakan suatu hal yang menyedihkan atau mengharukan. Contohnya adalah Balada Matinya Sang Pemberontak karya Sapardi Djoko Damono dan Balada Ibu yang Dibunuh karya WS Rendra. 2. Elegi Elegi adalah sebuah puisi yang bercerita tentang kesedihan. Tujuannya adalah untuk mengekspresikan rasa sedih atau duka penyair tentang penyesalan masa lalu atau kepergian orang tercinta. 3. Epigram Arti epigram berasal dari kata epigramma yang dalam bahasa Yunani berarti unsur pengajaran atau nasihat tentang kebenaran. Sesuai dengan artinya, puisi ini berisi tentang ajaran kehidupan. 4. Himne Dulunya, himne merupakan puisi yang berisikan kata-kata pujaan untuk Tuhan, dewa, pahlawan, atau tanah air. Akan tetapi, sekarang maknanya berkembang menjadi sebuah puisi yang dinyanyikan dan bernapaskan ketuhanan. 5. Ode Ode adalah sebuah puisi yang isinya merupakan kata-kata pujian untuk orang yang dianggap berjasa. Bahasa yang digunakan pun menggunakan bahasa formal. 6. Romansa Arti kata romansa sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu romantiques yang memiliki makna keindahan perasaan, kasih sayang, dan kasih mesra. Seperti definisinya, puisi romansa bercerita tentang seputar kisah cinta. 7. Satire Satire sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu satura yang bermakna kecaman atau sindiran terhadap suatu hal. Pada umumnya, puisi ini berasal dari suatu golongan yang merasa tidak puas dan ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan tinggi atau pejabat. Puisi Kontemporer 1. Puisi Konkret Jenis puisi kontemporer yang pertama adalah puisi konkret. Puisi tersebut biasanya dibuat sedemikian rupa hingga susunannya membentuk sebuah gambar tertentu. 2. Puisi Mantra Seperti namanya, puisi ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan mantra. Hanya saja, isi dari puisi mantra sudah dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. 3. Puisi Mbeling Dalam bahasa Jawa, mbeling memiliki arti nakal atau tidak taat aturan. Hal tersebut juga berlaku untuk puisi. Puisi mbeling merupakan salah satu bentuk puisi yang tidak mengindahkan aturan-aturan penulisan yang berlaku. Menurut Bentuk 1. Distikon Dalam setiap baitnya, puisi distikon terdiri dari dua baris. Sementara itu, jumlah baitnya tidak dibatasi. Puisi ini juga disebut puisi dua seuntai. 2. Terzina Istilah lain dari puisi terzina adalah puisi tiga seuntai. Sesuai dengan namanya, puisi ini terdiri dari tiga baris di setiap baitnya. 3. Kuatren Kuatren atau puisi empat seuntai tersebut terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya. 4. Kuint Sementara itu, dalam setiap baitnya, puisi kuint terdiri dari lima baris. 5. Sektet Sektet yang juga dikenal sebagai puisi enam untai ini terdiri dari enam baris di setiap baitnya. 6. Septima Puisi yang juga disebut sebagai tujuh seuntai ini memiliki satu baris lebih banyak dibandingkan dengan sektet. 7. Stanza Kalau dalam setiap bait terdiri dari delapan baris namanya adalah stanza atau oktaf. 8. Soneta Dan yang terakhir, soneta merupakan sebuah puisi yang terdiri dari empat belas baris. Akan tetapi, penulisannya dipisah menjadi empat bait. Dua bait pertama berisi empat baris, sedangkan dua bait lainnya berisi tiga baris.
1. Makna Kata dalam Puisi Puisi dirangkaikan dengan kata-kata. Pilihan kata merupakan unsur penting dalam sebuah puisi. Bahasa puisi atau sastra pada umumnya bersifat konotatif maksudnya mempunyai kemungkinan banyak tafsir. Kata-kata dalam puisi memiliki kemampuan menggugah berbagai asosiasi perasaan, misalnya haru, benci, belas kasihan, mesra, dan sebagainya. Setiap kata mengandung jentikan emosi dan membangun rasa yang sifatnya sangat pribadi. Bahasa konotatif yang sifatnya mendukung emosi/perasaan pengutaraannya berhubungan erat dengan suasana jiwa. Ungkapan kata-kata dalam bahasa konotatif tidak hanya memiliki makna, tetapi juga berisi simbol-simbol. Bahasa konotatif tidak hanya mementingkan arti, tetapi mementingkan bobot dan gaya, serta keluasan tafsiran. Klimaks bahasa konotatif ini terlihat dalam bentuk puisi. Kata-kata merupakan alat yang paling komunikatif bagi penyair untuk mengutarakan getaran pikiran dan gejolak perasaannya. Setiap sentuhan, setiap situasi, setiap timbul rasa kagum, rasa benci, cinta, ngeri, dan lain-lain, dicoba diungkapkan dengan kata-kata. Puisi merupakan bahasa perasaan, bahasa cinta dan benci, bahasa berahi, bahasa jiwa, pikiran, dan kemanusiaan bagi seorang penyair. Melalui puisi, penyair berusaha agar apa yang dikandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili. Dapat dikatakan, puisi merupakan duta perasaan dan pikiran sang penyair. Karena kata memegang peranan penting dalam sebuah puisi, maka setiap penyair berusaha menggunakan setiap kata seintensif mungkin. Setiap kata selain harus mampu mengutarakan pikiran, ia pun harus mampu mengantarkan perasaan. Kata yang dipilih harus pula mampu memindahkan situasi yang ditangkap pancaindera. Kalau penyair ingin mengutarakan rasa sedih, dendam, cinta, gelisah, tertekan-tekan, dan lain-lain misalnya, maka rasa itu tidak hanya cukup diketahui pembaca, tetapi harus pula dapat dirasakan. Dalam hal ini dituntut kemampuan penyair menggunakan kata-kata. Bahasa puisi seperti sudah dijelaskan sebelumnya pada umumnya bersifat konotatif. Ia terdiri dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang suprarasional. Ia mampu menggugah bermacam-macam asosiasi perasaan. Namun, untuk dapat menyingkapkan makna sebuah puisi sebaik-baiknya, memahami makna lugas atau memahami makna denotatif terlebih dahulu, dapat membantu memahami makna utuh dari sebuah puisi. Tanpa memahami makna lugas dari sebuah puisi, kita dapat terseret jauh-jauh ke penafsiran yang keliru. Dengan memahami makna lugas sebaik-baiknya, akan dapat menumbuhkan berbagai pertanyaan tentang makna utuh dari sebuah puisi. Selanjutnya, cobalah Anda baca dengan teliti contoh sajak di bawah ini Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karang bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi Taufik Ismail, Tirani Makna lugas dari sajak Taufik di atas dapat dengan mudah kita tangkap. Pada suatu sore, dengan langkah malu-malu, tiga anak kecil datang ke Salemba, ke tempat kakak-kakak mereka. Mereka kemudian menyerahkan karangan bunga berpita hitam sebagai tanda ikut berduka cita bagi salah seorang kakak mereka yang ditembak mati siang itu. Makna lugas di atas akan menumbuhkan berbagai pertanyaan kalau kita membaca kembali sajak di atas dengan teliti. Apakah makna sajak di atas semata-mata seperti yang kita tafsirkan di atas ? Apakah masih ada makna lain yang belum kita ungkapkan ? Pertanyaan ini timbul dalam usaha memahami sajak tersebut seutuhnya. Sajak "Karang Bunga" di atas lahir waktu terjadi perlawanan terhadap orde lama yang dipelopori oleh mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI dan KAPPI. Sajak di atas dipersembahkan Taufik kepada martir KAMI dan KAPPI yang tersungkur ke bumi ketika menegakkan keadilan dan kebenaran. Tiga anak kecil dalam langkah malu-malu datang ke Salemba. Salemba UI merupakan pusat perjuangan pada waktu itu dan yang tersungkur adalah mahasiswa yang akhirnya menjadi pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat AMPERA. Tiga anak kecil menyatakan ikut berduka cita mempersembahkan karangan bunga berpita hitam. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh lapisan masyarakat dan anak-anak muda usia, mahasiswa, pelajar, bahkan taman kanak-kanak pun ikut serta dalam barisan perjuangan KAMI/KAPPI dalam mendobrak ketidak-adilan. Pemahaman makna lugas dalam sajak di atas membantu kita memaksa makna utuh puisi tersebut. Untuk menambah pemahaman Anda tentang makna lugas dan makna utuh dari sebuah puisi, coba Anda baca secara teliti contoh puisi di bawah ini Hari Tuaku Apabila hari tuaku tiba, kelak suatu masa Kacamata tebal atas hidung, bersenandung Menembangkan lelakon lama. Lalu tersenyum Memandang bayangan atas kaca jendela Yang putih warnanya, sampai pun alis, bulu mata. Maka nama Mu kan kusebut dengan bibir gemetar Bagai ayat kitab suci, tak sembarang boleh terdengar Namun kala itu yang empunya nama entah di mana Apakah lagi menyulan, duduk bungkuk atas kursi rotan Ataukah sedang meminang cucu, mungkin pula telah lain Aman berbaring dalam tilam penghabisan. Dan pabila giliranku tiba, terlentang Dengan kedua belah tangan bersilang Sebelum Sang Maut menjemput Sekali lagi nama Mu kan kusebut, lalu diam. Mati. Ajip Rosidi, Jeram Bagaimana pula makna lugas dari sajak Ajip tersebut di atas ? Pertama-tama kita akan menangkap secara keseluruhan, yaitu gambaran dari orang-orang pada hari tuanya. Dengan membacanya lebih teliti lagi larik demi larik, dan memahami makna kata dalam tiap larik, gambaran makna sajak itu mungkin makin jelas. Dengan memahami makna harfiah tiap kata dalam larik akan membantu kita memahami makna utuh dari sajak tersebut. Cobalah Anda gambarkan tentang hari tuaku tersebut dengan menggunakan beberapa kata untuk melihat pertalian larik dan bait sajak tersebut. Hari Tuaku Apabila hari tuaku sudah tiba, kelak pada suatu masa kaca mata tebal akan ada di atas hidung, dan bersenandung menembangkan kenangan lama Lalu tersenyum sendiri, memandang bayangan di atas kaca mata jendela yang serba putih, sampai -sampai alis dan bulu mata pun putih waktu itu nama-Mu selalu kusebut dengan bibir gemetar, seperti membaca ayat kitab suci, tidak boleh salah. Namun, pada waktu itu mungkin di antara kami ada yang sedang menyulam atau duduk bungkuk, di atas kursi rotan atau sedang meminang cucu, atau mungkin pula sudah lama meninggal. Dan apabila giliranku tiba, terlentang dengan kedua belah tangan bersilang, sebelum maut datang menjemput, aku aku menyebut nama-Mu, dan barulah mati. Anda dengan mudah memprafrasekan puisi di atas, dengan bantuan beberapa kata sendiri di samping memahami makna lugas dari setiap kata. Namun, apakah ada makna lain yang belum kita pahami di samping makna lugas di atas ? Jika Anda baca dengan sungguh-sungguh, ada kata-kata atau frase tertentu yang menimbulkan imaji tertentu. Misalnya kaca mata tebal atas hidung, bayangkan atas mata yang putih, sampai alis dan bulu mata, menyulam, duduk bungkuk di atas kursi rotan, berbaring dalam tilam penghabisan, kedua belah tangan bersilang, menjelmakan imaji tingkah laku manusia dan dapat menggugah imaji penglihatan pembaca. Jaringan imaji sebagai sebuah lukisan, benar-benar terasa hidup karena kekonkretan lukisan orang yang sudah tua, yang berkaca mata tebal, duduk bungkuk di atas kursi rotan menyulam, dan sebagainya. Penuangan pengalaman penyair, pengalaman indra maupun pengalaman nalar yang diungkapkannya dengan bahasa yang khas, dengan pengimajian, pengiasan, pelambangan akan menggugah pengalaman kita untuk menangkapnya secara konkret. Dengan kata lain menggugah indra dan nalar kita. Indra pendengaran dan penglihatan kita pun tergugah dengan lukisan penyair, nama-Mu kusebut dengan bibir gemetar, sekali lagi nama-Mu kusebut lalu diam. Kalau kita lihat hubungan antara imaji dengan imaji jaringan imaji, jaringan ini juga melambangkan sesuatu, bukan hanya sekedar lukisan. Melalui pelambangan Ajip menggambarkan perjuangan umat manusia, perjuangan untuk mencapai hidup yang survive untuk sampai pada hari tua yang diidamkan, yang penuh ketenangan. Dalam sajaknya "Hari Tuaku", Ajip melukiskan bagaimana kehidupan di hari tua yang diidam-idamkannya, yang penuh ketenangan dan kedamaian, dan yang selalu berada dan ingat terhadap Tuhan. Inilah makna utuh dari sajak Ajip di atas. Jadi, makna sebuah sajak ialah makna secara keseluruhan, tersurat maupun tersirat, yang terjelma karena adanya hubungan saling menentukan antara pengimajian, pengiasan, dan pelambangan Effendi, 1982. Memahami makna utuh dari sebuah sajak berarti secara aktif dan intensif kita berusaha menyalami dan memahami apa yang hendak dikatakan penyair, serta bersifat kebenaran yang diungkapkan itu. Keseimbangan antara perasaan nikmat dan perenungan perlu tetap dipelihara walau kita memahami makna utuh sebuah sajak. Kita tidak boleh hanya terhanyut oleh perasaan kita waktu menikmati sebuah sajak, tetapi nalar dan pikiran kita juga harus bekerja. Dengan demikian kita dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan penyair, baik secara tersirat maupun tersurat, karena untuk memahami nilai-nilai tersebut dituntut pemikiran, penalaran, dan kesanggupan.
Pranala link puisi n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2 gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak;- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; - berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; - dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; - lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; - mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang; sajak main-main;berpuisi v membacakan puisi;memuisikan v membuat atau menggubah menjadi bentuk puisi dia berusaha ~ gambar;pemuisian n perihal mengubah pengubahan bentuk bahasa prosa menjadi puisi ✔ Tentang KBBI daring ini Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI ini merupakan KBBI Daring Dalam Jaringan / Online tidak resmi yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata lema/sub lema. Berbeda dengan beberapa situs web laman/website sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring. Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi kata dan arti tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud dahulu Pusat Bahasa. Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan link yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V terbaru, silakan merujuk ke website resmi di ✔ Fitur KBBI Daring Pencarian satu kata atau banyak kata sekaligus Tampilan yang sederhana dan ringan untuk kemudahan penggunaan Proses pengambilan data yang sangat cepat, pengguna tidak perlu memuat ulang reload/refresh jendela atau laman web website untuk mencari kata berikutnya Arti kata ditampilkan dengan warna yang memudahkan mencari lema maupun sub lema. Berikut beberapa penjelasannya Jenis kata atau keterangan istilah semisal n nomina, v verba dengan warna merah muda pink dengan garis bawah titik-titik. Arahkan mouse untuk melihat keterangannya belum semua ada keterangannya Arti ke-1, 2, 3 dan seterusnya ditandai dengan huruf tebal dengan latar lingkaran Contoh penggunaan lema/sub-lema ditandai dengan warna biru Contoh dalam peribahasa ditandai dengan warna oranye Ketika diklik hasil dari daftar kata "Memuat", hasil yang sesuai dengan kata pencarian akan ditandai dengan latar warna kuning Menampilkan hasil baik yang ada di dalam kata dasar maupun turunan, dan arti atau definisi akan ditampilkan tanpa harus mengunduh ulang data dari server Pranala Pretty Permalink/Link yang indah dan mudah diingat untuk definisi kata, misalnya Kata 'rumah' akan mempunyai pranala link di Kata 'pintar' akan mempunyai pranala link di Kata 'komputer' akan mempunyai pranala link di dan seterusnya Sehingga diharapkan pranala link tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan, baik di dalam jaringan maupun di luar jaringan. Aplikasi dikembangkan dengan konsep Responsive Design, artinya tampilan situs web website KBBI ini akan cocok di berbagai media, misalnya smartphone Tablet pc, iPad, iPhone, Tab, termasuk komputer dan netbook/laptop. Tampilan web akan menyesuaikan dengan ukuran layar yang digunakan. Tambahan kata-kata baru diluar KBBI edisi III Penulisan singkatan di bagian definisi seperti misalnya yg, dng, dl, tt, dp, dr dan lainnya ditulis lengkap, tidak seperti yang terdapat di KBBI PusatBahasa. ✔ Informasi Tambahan Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja. Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya ajar,program,komputer untuk mencari kata ajar, program dan komputer. Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan. Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya dengan kosakata yang lebih banyak. Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline tidak memerlukan koneksi internet, silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email gmail com Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website ini silakan klik Laporkan Iklan
Istilah dalam Puisi – Pengertian Puisi adalah karya sastra dalam bidang tulisan, yang dimana penulisnya menyampaikan suatu pesan, hasrat atau perasaan berdasarkan yang dialaimnya langsung, mencerminkan suatu peristiwa, tragedi ataupun suatu kisah di masa lalu. Orang yang menulis puisi disebut Penyair. Pada gaya penulisan sebuah puisi, penyairnya akan menambahkan kualitas estetis pada makna semantis. Itulah mengapa sebuah puisi terkadang sangat susah dimengerti, namun memiliki makna yang dalam dan penting. Hampir semua orang mengenal bahkan pernah membawakan puisi, setidaknya sekali seumur hidupnya. Ini karena keberadaan puisi sangat dekat dengan diri setiap orang. Apalagi Jenis-Jenis puisi yang beragam, mulai dari Syair, Gurindam, Pantun, Seloka dan sebagainya. Simak juga 6 Cara Penulisan Judul sesuai PUEBI beserta Contoh Selain itu, Kumpulan Istilah dalam Puisi juga beraneka ragam. Meskipun seseorang sering menghayati dan mempraktekkan gaya khas saat membacanya, belum tentu dia tahu apa saja istilah dalam sastra puisi selama ini. Kumpulan Istilah dalam Sastra Puisi Pendidikan yang fokus mengenai Puisi juga tidak sepopuler ilmu edukasi yang lain. Nah, pada kesempatan ini, saya akan coba menjabarkan untuk anda mengenai beberapa Istilah dalam Puisi, yang sejatinya belim banyak diketahui. Silakan disimak satu-persatu. 1. Sajak Istilah paling umum dalam puisi yang pertama yaitu Sajak. Pengertian Sajak adalah persamaan bunyi, yang dimana persamaannya terdapat pada awal, tengah atau akhir kalimat. Sajak juga dikenal sebagai Bagian terpenting dalam sebuah puisi, bahkan sebutan lainnya Meskipun bukan syarat wajib dalam puisi, namun pengaruhnya sangat besar dalam bentuk dan pemilihan kata nya. Karena tidak terikat dengan kata-kata yang terdapat pada puisi, maka penulisannya bisa dengan bebas. Itulah mengapa kita sering mendengar istilah sajak bebas. 2. Bait Pengertian Bait adalah satuan kalimat yang tergabung dalam beberapa baris pada teks puisi. Dalam ilmu bahasa, sama artinya dengan paragraf. Baik menjadi pemisah yang memudahkan para pembaca untuk membawakan puisi tersebut. Sebagai contoh adalah pantun, yang 1 baitnya terdiri dari 4 baris. 3. Sepentina Secara sederhana, Sepentina adalah baris-baris kalimat atau kata dalam puisi, dimana awal dan akhir kata pada Kalimat tersebut adalah sama. 4. Asonansi Pengertian Asonansi adalah Pengulangan suara vokal untuk membuat rima internal dalam frasa atau kalimat, dan bersama-sama dengan aliterasi maupun konsonansi yang berfungsi sebagai salah satu blok bangunan sajak. 5. Analogi Istilah dalam Puisi berikutnya adalah Analogi. Pengertian Analogi merupakan persamaan antara dua kata, dimana menjadi dasar dari terbentuknya dasar yang lain. Mudahnya, kata pertama punya hubungan erat dengan analoginya. Sebagai contoh Gerjaji = Kayu Sendok = Makan Sepatu = Kaki Baju = Badan Pensil = Penghapus 6. Balada Arti Balada adalah sajak sederhana dan simpel, yang biasanya dibawakan menggunakan lagu ataupun dialog, dimana isinya merupakan cerita-cerita masa lalu yang menyedihkan atau mengharukan, misalnya cerita rakyat dan legenda, dan kemudian dirangkai dalam bentuk puisi. 7. Alusi Istilah dalam Puisi Modern berikutnya yakni Alusi, disebut juga sebagai Majas Perbandingan, yang menembak kepada objek secara tidak langsung. Alusi juga disebut sebagai penghubung antara kejadian di masa lampau dengan yang sekarang. Baca juga 7 Jenis Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Alusi lebih sering menggambarkan tentang perumpamaan, tokoh, legenda hingga peristiwa-peristiwa masa lampau, yang umumnya diketahui oleh banyak orang, baik penutur, pendengar bahkan banyak orang. Sebagai contoh kalimat Alusi misalnya Kisah cinta mereka seperti Romeo dan Juliet Kakek Parto memang Tua-tua Keladi, dia bisa-bisanya menikahi seorang gadis Perjalanan hidup wanita itu seperti kisah Bawang Merah dan Bawang Putih. 8. Metafora Metafora adalah penggunaan kata atau kelompok kata, yang tidak menampilkan arti sebenarnya, melainkan menggunakan perbandingan atau gambaran yang merupakan persamaan, serta disusun dalam bentuk yang singkat. Misalnya kata Tulang punggung, buah tangan, buah hati dan cindra mata. 9. Antonim dan Sinonim Antonim yakni perlawanan atau kebalikan dari sebuah kata. Misalnya Besar = kecil, Bagus = Jelek. Sedangkan Sinonim adalah persamaan dari kata tersebut. Contohnya Besar = Luas, Bagus = Indah. 10. Asindeton Istilah dalam sastra puisi berikutnya adalah Asindeton. Suatu gaya yang berupa acuan, bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat dan tidak dihubungkan dengan kata sambung. 11. Anafora Anafora merupakan salah satu hal penting pada puisi, dimana artinya adalah pengulangan kata yang terdapat pada awal kalimat, kemudian diulang kembali di tengah atau akhir kalimat pada sebuah bait atau paragraf. Contoh Anafora adalah Meskipun hujan badai, meskipun, petir menyambar, meskipun banjir melanda, aku akan tetap datang menjumpaimu. 12. Antitesis Antitesis merupakan istilah bagi kata yang bertentangan atau berlawanan, namun antara kata pertama dengan makna sejajar berikutnya punya makna berimbang, misalnya yang terdapat pada kata “Merdeka atau Mati!”. 13. Simile Istilah pada Puisi berikutnya yaitu Simile. Pengertian Simile adalah kata perbandingan yang menyamakan suatu objek yang sedang dibicarakan, dengan hal lain yang masih memiliki kesamaan namun berbeda istilah. Contoh Simile adalah “Bibirnya merah seperti Delima Merekah. Baca juga 4 Teori dan Aliran Pendidikan menurut Para Ahli Bibir yang merah disamakan dengan Buah Delima yang sedang mekar. Kedua objek tersebut punya pemaknaan dan arti yang serupa, serta layak disatukan sebagai perumpamaan. Contoh lainnya adalah “Lekuk tubuhnya indah bagaikan Biola”. 14. Enjambemen Adalah penerusan sebuah kalimat di luar larik puisi. Kata terakhir dari dua larik puisi berurutan harus dibaca pada dengan kata pertama pada larik berikutnya. Contoh Enjambemen bisa dilihat dari sebuah Puisi Karya Chairil Anwar yang berjudul “Aku” berikut ini Melangkahkan aku bukan tuak menggelegak Cumbu-buatan satu biduan Kujauhi ahli agama serta lembing-katanya. Aku hidup Dalam hidup di mata tampak bergerak Dengan cacar melebar, barah bernanah Dan kadang satu senyum kukucup-minum dalam dahaga. 15. Aliterasi Salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, yang disebut juga sebagai pengulangan huruf mati dari berbagai suku kata yang berturut-turut, biasanya terletak di suku kata awal setiap kata. Contoh Aliterasi antara lain Tidur terlentang di bawah pohon yang tenang Bagai burung Camar hinggap di atas batu Sang Surya datang sapa suara. 16. Epitet Istilah dalam Puisi selanjutnya bernama Epitet. Pengertiannya adalah Kata benda, kata sifat atau frasa yang umumnya digunakan sebagai kata ganti dari sikap, sifat, kebiasaan dan status seseorang. Baca juga Contoh Proposal 17 Agustus di Masyarakat Epithet umumnya digunakan untuk mengejek, sindiran hingga hinaan terhadap seseorang atau benda. Contoh kalimat Epithet dalam Puisi adalah Nabi Muhammad adalah Nabi Akhir Zaman Ir. Soekarno Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia Umar bin Khattab adalah Manusia Kuat yang diberi gelar Al-Faruq. 17. Stanza Definisi Stanza merupakan serangkaian garis yang digabungkan dalam puisi, yang berasal dari bait lain dengan garis kosong atau lekukan. Stanza dapat memiliki skema rima dan metrik yang teratur, meskipun bait tidak diharuskan untuk memilikinya. 18. Ambiguitas Atau Ambiguiti merupakan kata, frasa dan kalimat yang punya banyak penafsiran, sehingga kata tersebut tidak hanya memiliki satu arti melainkan lebih yang terdapat pada puisi. 19. Madrigal Istilah dalam puisi berikutnya yakni Madrigal, ialah Sajak cinta yang pendek, berisi buah fikiran yang sederhana, bernas dan padat. 20. Imaji Sebuah puisi yang terdapat kata-kata atau kalimat yang bisa menggambarkan dan mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Untuk contoh puisi, silakan baca Puisi Cinta dalam Diam ini. 21. Kata Konkret Adalah kata yang bisa ditangkap oleh indera yang menyebabkan munculnya imaji. Gaya bahasa ini bisa menghidupkan / meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. 22. Rasa Sikap dan perilaku penyair atau pembawa puisi, yang berkaitan dengan tema dari puisi yang dibawakan atau dituliskan. 23. Nada Adalah sikap penyair terhadap para pembaca saat membawakan sebuah puisi, bisa terkesan menggurui, mendikte, bersikap sombong serta menganggap rendah para pembaca. Semuanya didasarkan oleh tema puisi yang dibawakan. Baca juga Kalimat Utama, Penjelas & Simpulan Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya __________________ Penutup Nah, demikianlah 23 Istilah dalam Puisi yang masih jarang diketahui. Semoga bisa membantu anda dalam mencari istilah yang ada pada puisi, serta ajang penambahan wawasan. Terima kasih. Artikel ini ditulis oleh
arti kata aksara dalam puisi